“When you’re young, not much matters. When you find something that you care about, then that’s all you got.”
~ Telly (Leo Fitzpatrick) di film Kids (1995)
Saya selalu percaya bahwa apa yang melekat di playlist abadi kita adalah musik-musik yang bersamanya kita dulu bertumbuh. Tahun 1995 memang sudah lama berlalu, tapi setiap detail terkecil dari kaset-kaset rilisan tahun itu masih saja ngeyel di kepala saya, mendekam betah di ingatan. Kaset Pulp misalnya, harus saya putar dalam volume paling rendah karena ibu sedang terbaring sakit di rumah saat itu. Bapak sedang ada tugas penataran di luar kota, jadi saya bolak-balik dari kosan ke rumah selama beberapa hari untuk menemani ibu, dan lirik Jarvis Cocker “…they think they’ve got us beat/ but revenge is going to be so sweet…” terasa lebih menghantam justru ketika terdengar lamat-lamat. Menurut saya album Different Class itu adalah pemenang sesungguhnya di Battle of Britpop yang justru tidak mereka ikuti. Sementara kaset Saturday Morning: Cartoons’ Greatest Hits saya beli di satu Kamis sore yang basah di Aquarius Singosaren, sepulang dari bimbel Primagama, dan saya inget betul sleeve-nya keriting gara-gara kehujanan. Saking nggak sabarnya pengen baca-baca credit title-nya, saya langsung buka segel kaset tersebut, dan konyolnya itu justru saya lakukan tepat sebelum berlari menembus hujan dan melompat masuk ke angkot. Saya juga masih ingat persis kaset Elastica ketimpa beberapa detik oleh kawan baik yang tak sengaja menekan tombol REC tepat di side B track 3, di kamar kos kami yang sempit dan gerah. Tentu saja tidak mengapa, malah jadi otentik. Ada juga kaset yang dibelikan oleh someone special (uhuk, waktu itu lho yaa), terakhir saya lacak kembali profile pic-nya di FB beberapa waktu lalu, ternyata doski sudah menggendong anak tiga! Busyet. Ngomong-omong soal anak, saya kok malah jadi inget kaset Maissy, mantan penyanyi cilik yang kini sudah jadi bu dokter, yang dulu iseng saya beli atas nama prinsip “mumpung muda segala dicoba”. Kaset itu juga rilisan tahun 1995. Konon kabarnya, alih-alih menawarkan demo rekaman ke sana-sini, Maissy lebih memilih jalur indie. Tapi indie ala Maissy adalah: ia (atau lebih tepatnya, keluarganya) punya record label sendiri, production house sendiri, blocking satu program sendiri di SCTV, termasuk punya kafe sendiri. Nama kafe di daerah Pejaten Jakarta Selatan itu sungguh berwibawa: Cafe Maissy Ci Luk Ba. Mungkin mereka yakin, meminjam istilah seorang teman, bahwa pasar bisa di-cilukba-kan. Seorang kawan lain menambahi, “Kalau saja kafe MCLB ini umurnya panjang, mungkin bakal seperti CBGB dalam ranah subkultur lagu anak.” Haha! Belasan tahun kemudian, memandangi kembali videoklip lagu hits-nya di YouTube, saya cuma bisa termangu. Ternyata Maissy sudah memakai setting planet Mars, jauuuuh sebelum Britney Spears melakukannya di Oops!.. I Did It Again. Tak hanya itu, dia juga sudah mengolah mantra lagu dolanan “Bang-Bang Tut” terintegrasi ke dalam lirik lagu, mendahului Slank di album Minoritas. Profetik! Pionir! Terdepan! Dan ketika “being indie” mulai mewabah dan kian nge-trend beberapa tahun setelahnya, dengan elegannya dia malah banting setir ke dunia kedokteran. Sungguh langkah artistik yang tak terduga, bahkan oleh para fans-nya yang paling setia sekalipun. Prolifik! Pemikir! Terdepan! Saya yakin sarekat Power Rangers pasti bangga karenanya… ayeyaiyayyy! Hehe, ngelanturnya kok jadi ke mana-mana gini. Intinya, saya cuma mau bilang—atau sedikit pamer yang mungkin bagi sebagian orang tak perlu—bahwa kaset-kaset buluk yang saya foto ini sekarang sudah berumur 20 tahun. Barang-barang memorabilia itu masih tersimpan dengan baik di rak kaset saya, meskipun tidak semuanya sempat terfoto (kaset Java Jive album II saya nyelip entah ke mana!). Beberapa pitanya sudah kusut dan berdebu, cover-nya pun sudah banyak kusam dan lesu, suaranya yang dulu nyaring kini loyo, menyerah kalah ditelan tape-deck dan digerus waktu, tapi segala kenangan menggemaskan atas masa remaja yang lugu dan seru itu rasa-rasanya kok bakal hidup terus di kepala saya, setia menunggu, dan senantiasa menggoda untuk dijawil kembali. Press PLAY, please.
* * *
“We are young, we run free,
Keep our teeth, nice and clean,
See our friends, see the sights, feel alright,
We wake up, we go out, smoke a fag,
Put it out, see our friends,
See the sights, feel alright!“