Selendang Sutramu Turut Berjasa…

Menurut saya, versi terbaik lagu “Selendang Sutra” yang pernah direkam adalah versi Sam Saimun, tapi bukan yang versi kroncong seperti banyak beredar di YouTube atau forum gratisan file-sharing; melainkan versi iringan piano di plat gramofon 78rpm ini, sekitar akhir dekade 1950an. Diiringi oleh Irama Trio pimpinan pianis andal Nick Mamahit, kolaborasi ini membuang jauh-jauh segala potensi cengeng dari lagu ciptaan Ismail Marzuki itu, dan memilih berkonsentrasi pada sisi elegannya. Piano Mamahit berdenting sayup-sayup di beberapa bagian meski ia satu-satunya instrumen di situ, seolah paham betul kapan cengkok mahal Saimun harus dibiarkan ke depan dan kapan ia harus mengambil giliran tampil. Dan ketika vokal Saimun harus jeda sejenak setelah ujung bridge “…kini pembalut luka/ tjabik semata/ tertjapai tudjuannja…“, aksi Mamahit berikutnya pun ternyata tak kalah maut: 45 detik solo piano yang tiada dua! Beginilah seharusnya lagu ini dibawakan: lembut anggun nan bertenaga, bukan genit yang meratap. Seakan itu semua belum cukup, laiknya maestro, ada saja ruang emosi yang sengaja disisakan untuk pendengar mengambil ancang-ancang for the second eargasm: “…ketiiika leengankuu terluka paraaah…” ampun, hati saya pun turut bergetar parah. Parah! Bagaimana saya harus membalas budi mereka?

NB. Seperti terlihat pada foto, di plat gramofon tersebut nama si penyanyi dieja tanpa spasi: Samsaimun.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *