pulp’s different class mungkin satu dari nggak banyak album pop yang ngublek-ublek guyonan dan bitterness jadi satu di kuali besar dan rasanya tetap enak. bumbu utamanya dua obsesi terbesar jarvis cocker: birahi dan ketegangan kelas (termasuk social awkwardness), dilumuri dark voyeurism dan dendam kesumat—pilihan narasi yang menarik dari dan untuk orang-orang pencilan di tongkrongan, atau bahkan lebih luas lagi, di dunia yang makin seragam. “you could end up with a smack in the mouth/ just for standing out, now, really”. ternyata ‘now’-nya masih awet hingga sekarang, mirip ‘hari ini bayar, besok gratis’ entah sampai kapan! gulali popnya melodius santai (“kutulis lagu ini/ dua jam sebelum kita kopdar“), termasuk lagu kece yang terkenil itu, disko rongewu. let’s all meet up in the year 2020, lha kok malah pageblug! (“i never knew that you’d get covid”!) barusan merinding juga, kuping ini masih bisa nangkep jelas sound effect mirip gunshot di lagu keramat “common people”, tepat setelah “she just smiled/ and held my hand”, yang temponya naik dan terus naik, rileks bentar di “because there’s nothing else to do huhuhu” sebelum lanjut nanjak lagi, di depan sana udah nunggu itu beduk, “dug-dug-dug, dug-dug-dug” SING ALONG WITH THE—…! *modyar. versi live-nya seperti sengaja dibikin sedemikian rupa sehingga instrumen-instrumen pinggirannya lebih maju ke depan; biola russell senior di glastonbury 1995 tiwikrama jadi buto john cale, dan pencet-pencet monoton dari keyboard candida doyle di panggung reading 2011 biarpun timbul tenggelam malah terasa sangar, meski ternyata dia menderita arthritis! huhuhu. lagu-lagu lain di kaset ini, yang nggak secatchy dua hits terkenalnya, sebetulnya juga nggak kalah ketatnya soal observasi sosial via lirik-liriknya. terima kasih polygram indonesia yang dulu sudah nyetak lyrics lengkapnya di kaset ini, yang kalau dibentangkan sleevenya hampir satu meter panjangnya, saya baca-baca terus selama tiga tahun nonstop di kos-kosan margorejo, solo, 1995–1998. jarvis seorang pengamat sekitar yang jeli, umurnya sudah 32 tahun ketika itu, termasuk paling tuwir di scene (pulp sudah 17 tahun berada di kancah sebelum different class meledak), “why live in the world when you can live in your head?” ouch. sudah lama saya nggak nyobain nada-nada ciptaan jarvis “common people” di casiotone mt 500 (jarvis pertama kali bikin chordsnya di keyboard itu) tapi saya nggak pernah berhenti muter kasetnya, yang hari ini tepat berusia 25 tahun! seperempat abad! F.E.E.L.I.N.G.C.A.L.L.E.D.L.A.F.F.F.!!!
the silences of now and the good times of the past?
Leave a reply