#nw Band Dekil feat. Pak Ogah

Satu komposisi world music yang quirky dan eklektik dengan chipmunk soul, flowing beyond borders, didominasi sound keyboard ala flute—permainan yang licin dari si Ucrit—disisipi kendang rancak oleh si Kinoy. Bass si Usro dan drum si Ujang (atau kebalik?) nyaris tenggelam di sepanjang durasi, terutama ditelan lirik “…jaipongan sama saja ber-disco-an/ musik asli dari Indonesia…” Suara bijak Pak Kades bersama kolega menyelinap cantik sebelum penghujung lagu, menambah aneh lagu ini, disusul intonasi slacker khas Pak Ogah (di mana Pak Ableh ya, btw?) dan kepolosan si frontman yang mengaku letih. Pengaturan sound pada sepenggal dialog itu terasa mencekam dan sinematik khas film-film Indonesia era 1980an, mungkin memakai teknologi mikrofon yang sama dengan fragmen-fragmen TVRI. Ampun, pekat Jon! Mungkin si Unyil hanya lelah, tapi andai ia tahu, betapa Band Dekil mereka telah menginspirasi jutaan orang, salah satunya dari Timbuktu, Apakah Badu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *