Author Archives: Budi Warsito

Orkes Kinantan

Logika theme song di sinema, yakni satu lagu khas atau serangkaian melodi berulang yang jadi signature sebuah film, Continue reading

Mendengarkan Ikan

Tepat di Hari Ikan Nasional ini harus saya akui bahwa seharian tadi saya malah nggak makan ikan, kemarin juga nggak, kemarin lusa pun. Terakhir saya makan ikan kayaknya minggu lalu, itu pun cuma lele kecil-kecil, digoreng di rumah, dimakan pakai sambel bawang dan nasi putih. Saya bisa dengan mudah menyebutkan beberapa lagu yang ehmm bukan bercerita soal ikan juga sih, tapi setidaknya mengandung ikan di dalamnya. Hehe. Paling gampang tentu “Iwak Peyek” oleh Trio Macan,  Continue reading

James Brown dan Soto Betawi

Tadi pagi setelah mengantar si kecil ke sekolah dan mengurus ini itu di beberapa tempat, saya mampir ke pasar kaget di depan kampus lama saya. Dua puluh tahun yang lalu saya sering beli kaset-kaset bekas di situ, Continue reading

Joni-joni di Sekitar Kita

Kalau lagi (ke)banyak(an) waktu bengong begini di kepala saya suka nongol pertanyaan-pertanyaan kurang berfaedah seperti kapan ya pertama kali nama Joni (dengan segala varian ejaannya) mulai dipakai di lirik lagu? Masa kecil saya dijejali lagu ninabobo “Are You Sleeping?”, liriknya “are you sleeping, are you sleeping/ brother John, brother John..” yang secara cemerlang diterjemahkan oleh seorang teman di SMP menjadi  Continue reading

Di Studio, Aku Incar Topi Kesayanganmu…

Kalau saya harus menyusun daftar “Top 5 Musicians with Hats” versi lokal, sudah pasti Gombloh masuk. Saya amati foto-fotonya saat tampil di atas panggung maupun di artwork album-albumnya, kelihatannya koleksi topi Gombloh lumayan banyak; Continue reading

Res volans ignota

Cerpen ke-12 di buku Muslihat Musang Emas (2017), “Bangsawan Deli dan Delia”, menurut saya memang terlihat sengaja mencampurkan fakta dan fiksi, sebuah teknik kreasi yang tujuannya cukup benderang yakni menulis kisah yang meyakinkan pembaca dan syukur-syukur berterima. Caranya antara lain dengan membubuhkan penanda waktu di awal cerpen, “—Jakarta, 1950”, Continue reading