BENYAMIN S
“Kalau saya jadi orang gila, pengen jadi kodok!”
EDDY SUD
“Kenapa kodok?”
BENYAMIN S
“Sebab ‘kodok’ dibalik.. ‘kodok’ juga!”
(Lagu “Ballada Orang Gila“,
track 3 side B dari kaset Lawak dalam Lagu ‘Cintaku Berat di Ongkos’,
oleh Benyamin S. & Eddy Sud.)
Ada satu masa di mana saya cukup antusias membuat palindrome, seakan tak ada hari esok, atau seolah tak ada kegiatan lain yang lebih penting—tergantung dari kacamata sinis macam apa yang Anda pakai menilai. Twitter cocok untuk kegemaran iseng ini: 140 karakter memang terasa pendek untuk bikin sebuah cerita utuh, tapi percayalah, itu sudah cukup panjang untuk membuat palindrome yang bagus. Dan ingat, dalam bahasa Indonesia! Palindrome dalam bahasa Inggris sudah sangat banyak diciptakan—silakan google sendiri, terlalu banyak contoh keren—jadi udah nggak seru lagi. Sementara palindrom dalam bahasa Indonesia masih sangat jarang, selain “Ira hamil lima hari” yang sempat populer di masa kecil saya sekitar akhir 1980-an. Beberapa palindrom spontan saya bikin dan langsung saya tweet. Beberapa teman merespons, dan saking antusiasnya saya sampai sempat tercetus niat untuk bikin 1000 palindrome segala. Tentu itu ambisius belaka. Tapi yang cukup mengagetkan adalah reaksi Rani. Dia bertanya apa resepnya bikin palindrome. Awalnya saya kurang antusias menjawabnya, karena tiap kali saya berbagi tips tentang bagaimana cara kerja otak saya mengenai serba-serbi palindrome ke orang lain, mereka selalu—tanpa saya bermaksud sombong, uhuk—gagal mengerti. Di luar dugaan, dengan cepat Rani bisa menyerapnya, terlalu cepat malah, dan seperti kata pepatah “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, akhirnya Rani malah mengungguli saya. Palindrome pertama bikinannya langsung panjang, bahkan melebihi rata-rata palindrome bikinan saya; dan astaganagaraksasa, makin ke sini makin bertambah panjang saja! Mungkin saya harus menghentikannya. Nanti akan saya update lagi begitu ada yang baru. Dari daftar berikut, Anda akan segera tahu mana yang bikinan Rani. Huh!
“A’, mantep ada gelas! A’ Kolil, ada sale gelas, A’! Dalil OK asal Ega dapet nama!”
“Hana, Tesla kaku jika Sami dan Adi masak ijuk. Akal setan ah!”
“Sibuk menanam apa Ma? Nanem kubis!”
“Ha? Rumus kusam! Rakus & sukar! Masuk sumur ah..”
“Air panas.. Aku luka. Sana, pria!“
“Halal? Oke Kak! Nama dia Maspop! Sama idaman kakek, o la lah..”
“Ya, Laura? Bisa ni, modem! E, dominasi baru alay!”
“Topi di pot.“
“Sore, Eros..“
“Oke, ora kramas.. Samar karo Eko.“
“Oh, lagu J kisahku soal Laos, ukh, asik juga lho!“
“He, dirajut asmara, haram satu jari deh!“
“Solo panas! Ida di sana polos.“
“Hii, di apotek Arab itu tiba raket Opa, idiih!“
“Wah, Adele? Cek! .. Kecele, dah! Aw…“
“Hina, Ja! Kiri sirik aja nih!“
“Kuat pedes? Sedep, tauk!“
“Ati kuat, agar raga tau kita.“
“Aduh, obor patah? Atap roboh, Uda!“
“Ida, ini Adi.“
“Sepi? Tadi malam Ida tipes.“
“Ucii?? Di ICU??“
“Sur diho’oh Idrus.“
“RAMA, KE KAMAR!!!“
“Rakit idaman, ada nama di tikar.”
“Ira hamil lima hari.“
“Anas males! Selam sana!“
“Oke, Eko!”
“Hii, galau dua lagi, ih!”
“Oh, linimasa? Asam, ini lho!“
Saya akan terus bikin #palindrome dalam bahasa Indonesia sampai 1000. Waktunya tidak banyak!
Oya? Ayo!
___
Baru kemarin nyobain, dan menyenangkan sekali! Sampai buka kamus segala. Nggak sesusah yang dibayangkan ternyata. Berikut ini palindrome temuan saya untuk,
menanyakan letak sekolah keponakan ketika tiba-tiba diminta mengambilkan rapor:
“Nak, halo! Ke sana sekolah, kan?”
berbasa-basi dengan petani:
“Ubi? … Nah, usaha lada ini adalah asuhan Ibu?”
bertemu kakak-kakak Ira, mendapati semuanya cantik dan ramah, lalu teringat ada banyak teman yang masih single:
“Ira, dua saja saudari?”
pulang dari peramal, lalu ditanyai Retno bagaimana prospek percintaan sekarang dan masa depan:
“Termasuk kusam, Ret.”
Heheheh.
Keliatannya Budi & Andika sudah bisa jadi Kepsek & Wakepsek Sekolah Palindrome, saya jadi Bendahara-nya aja 🙂
#1000Palindrome go go!
Hahaha … kalian berdua emang pasangan yang nge-rock! Andika anaknya hahahaa…. Sampe sekarang Dea masih belom bisa lancar jaya main palindrome. Susah, Bok, kalo buat Dea … =D
Palindrome buat Andika: “Masuk aki, DNA Andika kusam.” Buat Rani: “Ini sakit? OK Rani, narkotika sini!” Buat Sundea: “Hai, Dea! Nuju ka mana? Sana, maku Junaedi ah!”
Keliatannya Budi & Andika sudah bisa jadi Kepsek & Wakepsek Sekolah Palindrome, saya jadi Bendahara-nya aja 🙂
#1000Palindrome go go!
Hahaha … kalian berdua emang pasangan yang nge-rock! Andika anaknya hahahaa…. Sampe sekarang Dea masih belom bisa lancar jaya main palindrome. Susah, Bok, kalo buat Dea … =D
saya… saya…
Nama lo susaaah! Ntar gue coba deh Dol..
Nama lo susaaah! Ntar gue coba deh Dol.. 🙂
“Kasur ini rusak” ko ga ada MasBud? Itu klasik tp msh tetap asik.
Chica:
Tamuku kumat!
Yu malas salam uy!
Hai Ara! ‘Kasur rusak’ sudah disebut di posting #palindrome saya lainnya, di sini nih. Wah Chica, “tamuku kumat” itu keren! Hahaha. Bahkan nama ‘Ara’ sendiri adalah #palindrome!
Hahahaha.. Seruuu! 😀
“kasur rusak” palindrom timeless, dr awal th 70’an sudah ada, dan tetap asyik. Tapi
“ira hamil limahari” belum pernah dengar. Btw
“Sibuk Menanam Apa, Ma? Nanem Kubis!”
“Tamuku kumat!”
Hua.. hah.. hah.. !
Suka palindrom juga rupanya. 🙂
Eh tapi kayanya tu yg nanem kubis bapak2 ya?
Iya, bapak-bapak. Waktu itu nggak nemu foto yang ibu-ibu, hehe 🙂
Ok…, aku buka KO
KO, sesat nipu juta bocah asuhan.
Iri, dasar badan ama raga ini suka rasa.
Kukira lama adonan eksis, rantai ku di seri nikah.
Hal elus iba, sahabat semesta bahas ini.
Sahabat ikuti aja ini masalah.
Kawan amati duri biru di taman awak.
Hal asam ini aja itu kita bahas.
Ini sahabat semesta, bahasa bisu, lelah.
Hak ini, residu kiat narsis kena noda.
Ama lariku kasar, aku sini agar aman, adab rasa diri.
Nah, usaha coba tuju pintas esok.
Ya ampun, ini gila Bung! Saya belum pernah mendapati (apalagi membikin) palindrome berbahasa Indonesia sepanjang ini 😀