Ketika Blur manggung di Jakarta pada pertengahan 2013, saya ingat di lagu ke-16 ketika Damon sedang bermain piano tiba-tiba dia menoleh ke samping ke arah penonton, lalu senyum nyengir dengan gigi emasnya. Saya menduga itu karena dia senang lagu terbaru Blur yang sedang mereka mainkan, Continue reading
Tag Archives: blur
Beli Majalah Dapat Kaset
Yang juga menarik dari majalah musik luar adalah bonusnya: kaset/CD kompilasi. Sebetulnya ini biasa saja di sana, tapi anehnya jarang dilakukan di sini oleh mereka yang mengaku majalah musik. Majalah Paste dari Amerika, Continue reading
Bernyanyi Bersama Idola
Di akhir kaset bonus majalah Q edisi February 1996 ini Damon Albarn berduet dengan salah satu pahlawan musikal terbesarnya, Ray Davies—kita bisa mendengar jelas pengaruh besar The Kinks terhadap Blur di album Continue reading
All The People, So Many People
Malam ini tepat empat tahun silam, saya ikut bernyanyi bersama ribuan penonton lainnya, mungkin dari awal sampai akhir, meneriakkan setiap lirik dari lagu pertama hingga pamungkas. Saya pulang dengan suara serak. Selama konser di Senayan ini berlangsung, di tengah kepalan tangan-tangan ke udara dan peluh bercucuran, Continue reading
April Mop
Tiap kali momen April Mop datang, selalu (((ingatan ini melayang))) pada lagu Blur “Fool’s Day”. Dirilis pertama kali di Record Store Day UK pada pertengahan April 2010, “Fool’s Day” adalah lagu Blur dalam formasi lengkap (kembali berempat) yang pertama setelah mereka terakhir rekaman 2003, Continue reading
Kebun Binatang Blur: Jazz, Punk, Waltz, etc
Blur selalu menyelipkan setidaknya satu track bernuansa punk di setiap album mereka (kecuali mungkin di debut album Leisure, yang lebih kental aura baggy, mulai dari porsi sayup-sayup seperti Continue reading
#np Blur – “The Universal”
Konon salah satu lagu Blur paling populer ini dulunya hampir menjadi lagu ska, ketika para personelnya sudah hampir putus asa memikirkan harus bagaimana lagi mengaransemennya, hingga akhirnya Damon datang dengan ide intro berupa string section yang brilian itu. Meski Justine Frischmann sangat membenci lagu ini dengan menyebutnya “desperately bad on every level, personally”, harus diakui sihir “The Universal” justru terletak pada struktur lagunya, pada grafik emosinya, pada lapis-lapis sound-nya; dengan kata lain, ciamik justru pada setiap levelnya. Semua itu dibangun lewat pemilihan tempo lagu yang terukur naik turunnya (oh, dinamika!) dan Continue reading