Apakah mereka sedang describing the indescribable? Atau upaya bermain-main dengan ironi tanpa sadar malah terjebak jadi ironis? Semacam mbuh maksud atau malah beyond? Atau apa?
(1) Swami – “Perjalanan Waktu” (1989)
>> momen 03:10: “…menanti akhir, akhir segala yang tidak ada akhirnya…”
(2) KLa Project – “Tak Bisa ke Lain Hati” (1992)
>> momen 01:11: “…terwujud keinginan yang tak pernah terwujud…”
(3) Dewa – “Risalah Hati” (2000)
>> momen 00:52: “…aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta kepadaku…”
Akan di-update jika ada temuan baru.