Saya ingat Margot Kidder dari film Superman IV (1987) yang saya tonton di bioskop dekat rumah waktu SD, dimana si Manusia Baja harus kepayahan melawan si Manusia Nuklir; sementara Margono alias Gogon pastinya saya ingat dari gaya berdiri ‘sedhakep’-nya yang khas dan bikin gemes pengen njenggit jambulnya. Kumis Gogon tentu saja diilhami dari kumis ‘sapu ijuk’ Chaplin, Continue reading
Dua hal yang paling saya ingat dari cerita-cerita kakak saya tentang kampusnya di Bandung awal dekade ’90an, yang diulang-ulang tiap kali dia pulang kampung ke rumah kami di pelosok Jateng adalah: kaos kaki murah (“Ada pasar kaget tiap Jumat, kaos kaki di situ harganya cuma Rp 500!”), dan bioskop kampus (“Ada meja di tiap kursi penontonnya!”). Ketika itu saya masih SMP, dan selain bahwa kaos kaki di sekolah hanya boleh warna putih polos, atau hitam polos di saat kegiatan Pramuka, agak sulit bagi saya membayangkan apa serunya nonton film di bioskop pakai meja? Saya melanjutkan SMA di kotamadya Solo, dan karena saya sudah berani naik bus malam antarprovinsi sendirian ke Bandung, Continue reading
Apakah mereka sedang describing the indescribable? Atau upaya bermain-main dengan ironi tanpa sadar malah terjebak jadi ironis? Semacam mbuh maksud atau malah beyond? Atau apa?
Si tokoh utama cerpen “Ular-ular Temanten” karangan Yusi Avianto Pareanom dari buku Muslihat Musang Emas (2017) diceritakan sengaja mendengarkan kaset lawas ini dengan niatan “untuk mencuri gagasan” (hlm. 208), karena ia diminta memberi ular-ular temanten atau nasihat perkawinan pada pesta pernikahan kawan lamanya. Saya cuplikkan audionya lewat potongan rekaman di bawah ini, Continue reading
bukan original lineup mereka memang, tapi videoklipnya lumayan kusuka, coba tengok di bawah ini, tentang salah satu obsesi terbesar manungsapiens: pengen iso mabur koyok manuk! Continue reading
Karena kemarin pas #RecordStoreDay saya malah majang foto buku, jadi bolehlah di #HariBukuSedunia ini saya posting soal musik saja. Ini plat album keempat David Hasselhoff, Continue reading
Syukurlah, dengan mengonsumsi satu teka-teki dari buku ini tiap harinya, maka selama 300 hari ke depan saya tak perlu khawatir hidup saya kekurangan teka-teki. Hampir semua bikin saya nyengir, Continue reading