Tiap kali hari Minggu sudah mau berakhir seperti sekarang ini saya sering teringat “Everyday is Like Sunday”-nya Morrissey. Lagu itu ada di debut solonya setelah The Smiths tutup buku. Dari judulnya saya pikir itu tentang si slacker berharap bisa leyeh-leyeh sepanjang pekan tapi saya salah. Seperti biasa Moz bermain-main dengan ironi, bahkan lewat nada-nada “riang” di lagu itu dia malah memilih bercerita tentang betapa membosankan dan menyebalkannya hari Minggu bagi dia, sampai-sampai dia, meminjam satu puisi Inggris akhir dekade 1930an, berharap apokalips datang dan meluluhlantakkan semuanya, “…come Armageddon/ come Armageddon, come!” Rasanya hari-hari Minggu saya sempat tak jauh beda. Di sebuah kota kabupaten di pelosok Jateng tempat saya tumbuh remaja di akhir dekade ‘80an/awal ‘90an, hampir mati bosan saya tiap kali hari Minggu datang, bingung mau ngapain lagi selain nyuci sepatu dan berharap besok kering sempurna karena harus dipakai upacara bendera hari Senin. Sebetulnya ketika slot acara WCW masuk teve Indonesia untuk pertama kalinya hari Minggu siang jadi sedikit lebih menarik tapi bapak saya malah melarang anaknya nonton acara gulat bo’ong-bo’ongan itu! Jadilah Hulk Hogan menyeringai dari atas ring sementara Sting von Sukarjo harus kembali konsen nyuci sepatu Kasogi memakai sikat bekas sikat gigi. Lagu Morrissey itu keluar pada tahun 1988, selang beberapa tahun setelah Remy Sylado menulis lagu (juga cerpen di sebuah majalah) berjudul “Tiap Hari Kita Bikin Hari Minggu”. Pada awal ‘80an Nicky Ukur menyanyikan lagu itu di album debutnya berjudul Dara; sementara Doel Sumbang alias Abdul Wahyu Affandi, fans berat Remy Sylado yang hampir selalu menyelipkan satu cover version lagu si seniman mbeling di tiap albumnya, membawakan lagu tersebut di album Lugila-Lugila (1985). Seperti lagu-lagu ciptaan Remy lainnya, nomor ini pun sarat kritik sosial, “..jangan ajar anak kita main bedil/ nanti dia kehilangan perasaan/ lebih baik ajar anak kita main cinta/ agar dia ‘ngerti arti kehidupan..” Ritta Rubby Hartland juga membawakan lagu tersebut di album comeback-nya tahun 1994. Versi Ritta kurang greget bagi saya, meski menurut Remy Sylado sendiri dalam penuturannya kepada saya beberapa tahun lalu di Bandung, di antara para pendaur ulang lagu-lagunya, justru suara Ritta Rubby karakter vokal paling favoritnya.
Morrissey – “Everyday Is Like Sunday”
*
Nicky Ukur – “Tiap Hari Kita Bikin Hari Minggu“
*
Doel Sumbang – “Tiap Hari Kita Bikin Hari Minggu“
__
Foto vinyl single Morrissey 12” first pressing (dirilis pada hari-hari ini tepat 30 tahun lalu) di atas saya pinjam tanpa izin dari kawan saya Mikael, penggemar Moz paling kaffah yang pernah saya kenal. Dia sering kirim foto itu ke whatsapp, sebagai ganti emoticon ‘facepalm‘! Foto vinyl lainnya koleksi saya.