Mas-mas Brewok Indie Rock

Dulu pertama kali tahu Midlake dari CD sampler bonus majalah Paste issue 23 ini, August 2006. Antusiasme membeli edisi itu sebetulnya lebih karena ada lagu baru dari The Long Winters di situ, “Fire Island, AK”, yang ternyata jelek. Hehe. (Padahal debut mereka di 2002, The Worst You Can Do Is Harm, lumayan bagus; CDnya ada di koleksi perpustakaan Kineruku.) Rasa kecewa itu lumayan terobati oleh satu lagu seru dari band yang awalnya saya geli membaca namanya: Midlake (“Ehmm, tengah danau? Pulau Samosir nih?”) tapi komposisi “Roscoe” memang jelas bertenaga dan tanpa basa-basi; dari 10 detik pertama pun kita bisa langsung ngeh itu lagu bagus. Saya kenal beberapa kawan lama dan baru dari pergaulan (f*ck u, Multiply) yang juga mendengarkan bahkan menggilai band asal Texas itu. Dan ternyata waktu itu Rani pun suka band itu, bahkan dia punya CD debut mereka Milkmaid Grand Army EP (2001), ketika mereka masih terdengar seperti Radiohead. (Tim Smith, dkk. awalnya adalah band jazz kampus dan mereka berubah haluan musik setelah mendengarkan OK Computer.) Ada masa-masa di mana perpustakaan kami masih sangat sepi dari pengunjung, circa 2007-2008, sehingga volume maksimal speaker di ruang kantor bisa di-gaspol edan-edanan tiap hari dengan lagu-lagu Midlake on heavy rotation, terutama dari album The Trials of Van Occupanther (2006) dengan nomor favorit masing-masing: Rani salah satunya “Young Bride”, Meicy kayaknya “It Covers the Hillsides”, sementara saya paling suka “Chasing After Deer”. Bayu yang suka muncul dengan istilah-istilah ajaibnya tiba-tiba nyeletuk, “brewrock indie rock” untuk menyebut tren jenggot brewok mas-mas musisi indie bergaya penebang kayu yang marak saat itu, sambil terus cela-celaan sama Joedith, Ogi, dan Dolly. Itu hari-hari di mana pingpong adalah olahraga favorit kami (smash saya lemah tapi backhand lumayan), kami bahkan menaruh meja pingpong itu di dalam perpustakaan (!), tanding raja-rajaan sambil ketawa-ketiwi sepanjang hari karena hidup masih terasa lebih mudah, dan makan malem rame-rame di Sarwang, Barokah, Gembul, atau pecel terong di sebelahnya adalah momen yang paling ditunggu-tunggu dari sore. Belakangan ketika The Courage of Others (2010) keluar, Rani sampai beli 2 copies: yang satu sudah terjual, saya bahkan masih inget siapa pengunjung perpustakaan yang membelinya (karena saya sedang jaga kasir saat itu, haha), sementara satunya lagi saya putar terus-terusan, terlalu sering diulang, lagi dan lagi, sampai Rani pernah merasa eneg dan meminta saya untuk menyetopnya. Album itu masih album Midlake paling favorit saya hingga kini, dengan kadar kemuraman yang betul-betul tight dan monoton luar biasa. Saat mendapati mereka menjadi backing band di proyek solo pertama John Grant (eks vokalis The Czars, band favorit kami lainnya di era itu!), saya langsung heboh sendiri dan gelisah menunggu unduhannya selesai. Begitu Tim Smith akhirnya cabut dan Antiphon (2013) dirilis tanpa vokal dia, saya masih tetap membeli CDnya meski hanya pernah saya dengarkan satu kali saking kecewanya. Dalam hidup memang ada, dan pasti banyak, hal-hal yang berubah dan tak terhindarkan, termasuk apa yang kita dulu pernah cintai sepenuh hati.

_
..when they get back they’re all mixed up with no one to stay with..” 🙁

_
..the sea is not mine, the sea is not mine..

_
Midlake membawakan lagu lama The Czars live di atas panggung, dengan John Grant sebagai vokalisnya. *cry*

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *