Sempat jengkel kolokan hanya gara-gara melewatkan pemutaran khusus dari hasil restorasi film Bulan Di Atas Kuburan (1973) yang kabarnya cuma berlangsung sehari di #HariFilmNasional kemarin, demi penghiburan diri saya kemudian coba mengingat-ingat lagi kenangan kocak saat menonton di layar lebar beberapa tahun lalu mahakarya Asrul Sani lainnya, film Indonesia paling favorit saya sepanjang masa, Apa jang Kau Tjari, Palupi? (1969), tepat di satu adegan yang bikin saya nyengir lebar; yakni ketika Palupi, si tokoh utama seorang perempuan cantik yang senantiasa gelisah, sedang dirayu oleh Sugito, seorang pengusaha kaya-raya tipe pria hidung belang berkumis tipis, di atas mobil mewah kap terbuka pada suatu malam sepulangnya mereka dari sebuah pesta. Ada English subtitle tampak di layar.
SUGITO
Suka musik?
Palupi mengangguk.
SUGITO
Kita ke rumahku saja. Piringan hitamku banyak.
PALUPI
(tampak enggan)
Lain kali saja, Git..
SUGITO
(memaksa)
Sekarang saja.
Sugito tiba-tiba sok kasual meletakkan tangannya di atas paha Palupi yang malam itu mengenakan rok pendek. Palupi kaget, menepiskan tangan Sugito, lalu keluar dari mobil.
O U C H .
___
Adegan ini pernah saya kutip sebelumnya untuk daftar iseng 5erbaLima #1: Lempar Cakram Sembunyi Tangan!
Tulisan terkait: soal naskah skenario Asrul Sani di film Lewat Djam Malam (Usmar Ismail, 1954).