Kancah perfilman negeri ini tercatat pernah memiliki aktor watak bernama Tio Pakusadewo, kelahiran 1963, yang berhasil meraih Piala Citra sebagai aktor terbaik di film Lagu Untuk Seruni (1991). Di film karya sutradara Labbes Widar yang oleh kritikus JB Kristanto disebut-sebut mirip film lawas Hollywood Kramer vs. Kramer ini Tio berperan sebagai seorang komponis idealis, yang mabuk di sebuah bar. Mukanya dipulas dengan cambang tempelan yang terlihat kurang meyakinkan, galau menyanyikan sebuah lagu dengan iringan piano. Sempoyongan dia bangkit dari kursi, pulang dipapah Cok Simbara (tampil berkumis, asli dan bukan tempelan, karena itu memang ciri khasnya), berdua mereka menembus asap jalanan dan gelapnya malam. Lagu terus berkumandang hingga adegan beres, judulnya “Syair Kehidupan”, yang kalau di kaset soundtrack-nya justru didendangkan penyanyi perempuan bernama Hilda Ridwan Mas. Penata musik Areng Widodo, yang menciptakan lagu ini, bermain drum di rekaman kasetnya bersama beberapa musisi pengiring lain, termasuk Udin Syah (ex Madesya/Ariesta Birawa) yang bermain flute. Kalau sudah sampai reff, “…malam panjang/ remang-remang…” saya yakin Anda pasti pernah mendengar lagu ini setidaknya satu kali dalam hidup ini, terutama jika Anda sempat mengalami dekade ’80an-’90an yang seru itu. Lagu tersebut dipopulerkan pertama kali oleh Achmad Albar di tahun 1980 lewat album solo berjudul sama, dengan pose kinky berjas merah jambu tanpa daleman, plus dasi kupu di foto sampulnya. Sekitar satu dekade setelah versi Tio/Hilda, atau dua dekade setelah versi awal Albar, Melly Goeslaw menggarap cover version lagu itu, feat. Achmad Albar himself—tentu dengan pita suara yang kian serak digerus usia. Di kaset OST Lagu Untuk Seruni ini Areng Widodo merasa dirinya seorang “rock warrior” dan menulis liner notes yang tercetak di sleeve dengan istilah “Prakata”.
Syair Kehidupan untuk Seruni
Leave a reply