Sepanjang pengalaman saya berburu dan mengoleksi kaset, baru kali ini saya menemukan album seaneh ini. Ada banyak sekali memang musik di dunia ini, tak terhitung jumlahnya, termasuk yang aneh-aneh, tapi rasanya tak ada yang lebih mak jleb ketimbang tulisan di sampul kaset ini: JUARA NASIONAL LOMBA BERSIUL 1985! Ternyata ada ya, bersiul diperlombakan? Tingkat nasional pula! Saya buka-buka sleeve kasetnya, dan mendapati semacam liner notes yang ditulis oleh artist-nya sendiri di situ. Menggelikan sekaligus mengharukan. Saya ketik ulang saja di sini, dengan mempertahankan ejaan aslinya, termasuk penggunaan huruf kapital untuk nama perusahaan tempat dia bekerja, yang saya duga posisi dia di situ adalah sebagai sopir.
Pendengar yang budiman,
Sampai saat ini, sudah hampir 3 tahun saya bernaung di bawah panji-panji PT SANBE FARMA BANDUNG, menjelajahi seluruh pelosok Jawa Tengah sambil duduk di belakang kemudi mobil.
Saya benar-benar telah jatuh cinta dengan tugas saya di PT SANBE FARMA ini. Sambil menunggu rekan-rekan representative SANBE yang tengah detailing kepada para dokter dan apoteker, saya bersiul mengumandangkan lagu-lagu pujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan lagu-lagu kegemaran saya.
Alhasil berkat rahmat-Nya, pada bulan Juli 1985 saya berhasil menjuarai LOMBA BERSIUL NASIONAL 1985 yang diselenggarakan di Semarang, dimana sebanyak 97 orang peserta lainnya ikut memperebutkan kejuaraan tersebut.
Setelah itu tawaran demi tawaran mengalir untuk meminta saya tampil pada berbagai acara, diantaranya permintaan dari Kedutaan Belanda dan Kedutaan Jerman untuk tampil di depan para duta besar di ERASMUS HUIS, Jakarta, yang telah berlangsung dengan sukses pada tgl. 14 September 1985 (diliput Kompas, 15 September 1985).
Dengan segala kerendahan hati, saya persembahkan album ini lewat PT SANBE FARMA semoga album ini dapat dinikmati.
Bandung, Desember 1985
Teriring salam dari
HENOCH GUNADI SANBE
Membaca liner notes itu, saya malah membayangkan para duta besar negara sahabat itu geleng-geleng kepala melihat aksi Gunadi. Kasetnya sendiri berisi lagu-lagu cover version, semuanya instrumental alias tanpa vokal, karena fokus utamanya adalah mulut (atau bibir yang dimonyongkan sedemikian rupa) sebagai instrumen tiup, hehe. Ada musik pengiring yang tidak main-main, dengan music director Purwatjaraka. Karena disponsori PT Sanbe Farma, di jeda tiap beberapa lagu selalu nongol lagu jingle Sanbe. Ada tulisan “Not For Sale” di sampul belakang kaset ini, apakah berarti kaset ini dibagikan gratis, ke pengunjung apotek yang membeli produk Sanbe, misalnya? Lagu yang di-cover adalah nomor-nomor populer dari The Beatles, Bee Gees, Roberta Flack, Gesang, lagu-lagu pop lawas Indonesia seperti Favourite’s Group, lagu daerah, dsb. Di tangan Purwatjaraka dan mulut Gunadi, semua komposisi jadi terdengar seperti siesta-pop, syahdu amboi sepoi-sepoi, cocok untuk dipakai sebagai musik latar di tempat-tempat yang bikin ngantuk dan pengen bobo siang seperti di pijat refleksi, tempat spa dan sauna, kios cukur bapak-bapak, atau ruang tunggu psikiater. Suara mulut Gunadi bersiul-siul di sepanjang lagu terdengar seperti bunyi suling padahal bukan. Andai saja “My Heart Will Go On”-nya Celine Dion keluar 15 tahun lebih cepat, perhatikan intro-nya, saya yakin Gunadi bakal meng-cover-nya juga. Sementara kesyahduan interpretasi “Wiegenlied” versi Gunadi di kaset ini, malah mengingatkan saya pada beberapa part (agak mirip) lagu “She Flies Tomorrow”-nya Risky Summerbee & The Honeythief. Yang juga mengharukan adalah, ada upaya mencantumkan keterangan genre di setiap track-nya, meskipun tidak selalu tepat. “Killing Me Softly” misalnya, dilabeli bossanova; “Layu Sebelum Berkembang” ditulis ((( slow beat ))); dan “I Started A Joke” [yang salah dieja ‘I’d Started A Joke”] malah disebut blues. Ada typo di lagu The Beatles, judulnya ditulis sebagai “Michele’, bukan “Michelle”. Saya agak ragu mereka meminta izin resmi The Beatles untuk merekam cover version ini. Kalaupun iya, saya kok malah terbayang adegan Paul McCartney nyekar ke makam John Lennon sore-sore, tercenung memegang kaset Gunadi sambil curhat, “John, iki lhooo, ono arek gendheng sing nge-cover lagu Michelle, ning ditulise ‘Michele’, instrumental sepoi-sepoi suejuk, nganggo lambe, John! Lambe cuuuk, lambe! Dhe’e singsot-singsot nganggo congore! Aku kudu piye Jooohn…”
Rilisan-rilisan semacam ini, yang membuat kegiatan berburu kaset selalu seru.
Henoch Gunadi Sanbe – Top Whistle
[kaset, Sanbe, 1985, Music Director: Purwa Tjaraka]
Side A:
1. Senja di Batas Kota (bossanova) 2. Bengawan Solo (keroncong) 3. Wiegenlied (waltz) 4. Alusia (cha cha) 5. Layu Sebelum Berkembang (slow beat) 6. Tirai (slow beat)
Side B:
1. Killing Me Softly (bossanova) 2. Gembala Sapi (country) 3. [sic] I’d Started A Joke (blues) 4. Hello Dolly (dixie) 5. O Ina Ni Keke (slow beat) 6. [sic] Michele 7. Love Letters In The Sand (((slow rock)))
Begitulah sosok almarhum pak dhe saya. Pak dhe gun memang luar biasa. Almarhum mempunyai 5 album kalo tdk salah., pak dhe saya itu memang sopir medrep sanbe farma kala itu bersama bapak saya, dan perkenalan dengan pak jaya suprana waktu itu jg yang membawa pak dhe gun masuk dapur rekaman.
Siulan almarhum tdk seperti siulan lainnya yang asal siul sing penting iso muni.., tidak. Siulan pak dhe hun sangat merdu,dan mampu bersiul dengan siulan nada tinggi yang tdk semua orang mampu melakukannya.
Bagaimanapun almarhum pak dhe/ paman saya sangat luar biasa, beliau bagian dari khasanah musik indonesia.
Meski berasal dari kota semarang dan wong semarang sendiri bahkan tidak tau sapa itu gunadi, tp buat saya sebagai keponakannya sosok almarhum gunadi adalah THE LEGEND INDONESIAN WHISTLE.
=====
Sampeyan bejo tenan Mas/Mbak, kagungan pakdhe elok kados Pakdhe Gun punika. Salam, BW.
Pingback: Suit-Suit Hehe ; Gunadi Bersiul | sesikopipait
Saya inget banget waktu kecil dulu ibu saya punya kaset yg isinya satu album orang bersiul doang. Ternyata namanya Pak Gunadi 😁 thx for sharing