Bersatulah Kaum Kera Seantero Jagat

Dari baca-baca National Geographic saya baru tahu ada yang namanya International Monkey Day, alias Hari Munyuk Sedunia, dan itu jatuh pada hari ini, 14 Desember. Saya hapal banyak trivia facts soal monyet, dan bisa dengan cepat menyebutkan beberapa album musik bersampul munyuk. Misalnya, ini favorit saya sepanjang masa, Jad Fair and Kramer Roll Out the Barrel (1988), keren banget album itu! Kalau saya amat-amati, di era gebyar sticker WhatsApp seperti sekarang ini, salah satu tema besar yang sering muncul di stiker-sticker konyol itu adalah monyet, beserta segala variannya. Apakah memang ada hubungannya, antara obsesi manusia atas kemonyetan dalam dirinya? Album musik Remy Sylado yang paling saya suka, Serenade: Nyanyian Khalayak (1978), kebetulan juga bersampul simpanse. Kaset ini memuat dua lagu terbaik Remy, yaitu “Nyanyian Anak Melayu Perihal Pacarnya Anak Cina” dan “Serenade”. Lagu “Nyanyian Anak Melayu..” menunjukkan Remy tidak hanya sudah keminggris sejak 1970an tapi juga kemrancis, kemlondo, dsb., dan doi tipe yang betul-betul kaffah, yang memang cas-cis-cus beneran alias bukan sekadar tempelan atau cuma buat gaya-gayaan. Sementara lagu “Serenade” kelak dicover oleh Ritta Rubby Hartland (1984), berduet dengan Iwan Fals yang namanya malah tidak ditulis di credit title. Saya sudah pernah bahas beberapa tahun lalu, tapi sekali lagi musti saya tegaskan, ketika tidak sibuk menulis lirik-lirik vulgar dan sarkastik, ternyata Remy bisa juga bikin lagu seindah “Serenade”, yang kalimat pembukanya amatlah syahdu, “‘Ku datang padamu/ ketika anyelir di taman/ masih dikerudung embun...” Ada pula “akulah pangeran atas segala nestapa“, yang langsung mengingatkan ke lirik “aku tetap raja atas kecewaku” dari album Orexas. Di lagu “Serenade” itu ada juga frase “gerimis yang ungu”, dan ingat, ini beberapa tahun sebelum “Purple Rain”-nya Prince.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *