under the Blur way

Ketika Blur manggung di Jakarta pada pertengahan 2013, saya ingat di lagu ke-16 ketika Damon sedang bermain piano tiba-tiba dia menoleh ke samping ke arah penonton, lalu senyum nyengir dengan gigi emasnya. Saya menduga itu karena dia senang lagu terbaru Blur yang sedang mereka mainkan, 

Kebun Binatang Blur: Jazz, Punk, Waltz, etc

Sepengamatan saya, Blur selalu menyelipkan setidaknya satu track bernuansa punk di setiap album mereka (kecuali mungkin di debut album Leisure, yang lebih kental aura baggy), mulai dari porsi sayup-sayup seperti “Advert” di album Modern Life Is Rubbish, hingga yang lebih kentara semacam “Bank Holiday” di Parklife, “Globe Alone” di The Great Escape, “Chinese Bombs” (ini […]

#np Blur – “The Universal”

Konon salah satu lagu Blur paling populer ini dulunya hampir menjadi sebuah lagu ska, saat para personelnya sudah hampir putus asa memikirkan harus bagaimana lagi mengaransemennya, hingga akhirnya Damon datang dengan ide intro string section yang brilian itu. Meski Justine Frischmann terkenal sangat membenci lagu ini dengan menyebutnya “desperately bad on every level, personally“, harus […]

Apakah Dia Memikirkan Mobil?

Rekomendasi terkocak yang pernah saya dapatkan di toko musik adalah dari mas-mas penjaga toko kaset di sekitaran Singosaren, Solo,

Res volans ignota

Cerpen ke-12 di buku Muslihat Musang Emas (2017), “Bangsawan Deli dan Delia”, menurut saya memang terlihat sengaja mencampurkan fakta dan fiksi, sebuah teknik kreasi yang tujuannya cukup benderang yakni menulis kisah yang meyakinkan pembaca dan syukur-syukur berterima. Caranya antara lain dengan membubuhkan penanda waktu di awal cerpen, “—Jakarta, 1950”,

Dr. Lie, 1932

Pada pertengahan 1932, seseorang bernama Madonna yang bukan Louise Ciccone (belom lahir keles) mengeluarkan novel percintaan atawa ‘tjerita roman’ berjudul Dr. Lie, terbit di Soerabaia. Bab pertama tajuknya kocak juga, “Pergaoelan Setjara Modern”,