Jangan Sakiti Hatinya

Iis-Sugianto---Jangan-Sakiti-Hatinya

Di album ini sebenarnya Iis Sugianto turun kelas, setelah album pertamanya, Salah Tingkah (1978), bernuansa siesta pop dan ditangani label sekaliber Jackson Records. Tapi justru lewat rilisan ini namanya melambung pesat di blantika pop, atau lebih tepatnya: pop cengeng. Hits terbesar album ini (dan mungkin sepanjang karier Iis) berjudul “Jangan Sakiti Hatinya”, bikinan siapa lagi kalau bukan Rinto Harahap—jaminan cengeng tingkat dewa (inget istilah slang “muka Rambo, hati Rinto”?). Dari sini tren lagu pop dengan lirik meratapi mulai merebak tak terkendali di radio dan televisi era 1980-an. Bahkan lagu ini sampai diangkat ke layar lebar, menjadi film berjudul sama, dengan Iis Sugianto sebagai salah satu pemeran utamanya. Saya masih sangat kecil ketika film itu diputar ulang di acara film akhir pekan TVRI. Ketakutan bukan main saya menontonnya lantaran plotnya tragis nggak kira-kira: broken home, kawin lari, kecelakaan lalu lintas, matanya buta, cowoknya mati, dsb (ingat, ini jauuuh sebelum drama Korea dan sinetron religi memenuhi TV swasta kita). Memandangi foto cover kasetnya pun bukannya menenangkan, malah tambah seram: kenapa harus ada sosok patung misterius itu di belakangnya??

* * *

6 thoughts on “Jangan Sakiti Hatinya

  1. Antyo

    Coba tanyakan ke Pak Rinto Harahap, juragan Lollipop, berapa perbandingan album ini dalam kaset asli dan bajakan? ๐Ÿ™‚
    Bu Iis dulu termasuk favorit para pemuda, terutama karena dagu belahnya ๐Ÿ˜€

    Reply
    1. Budi Warsito Post author

      Nggak tega nanya ah Mas, bisa-bisa Pak Rinto malah makin sedih (dan menulis lagu baru). Fenomena dagu belah ini memang ajaib. Sekitar awal ’90an, di kalangan teman-teman sekolah saya di SMP pelosok Jawa Tengah sempat ada tren “buatlah sendiri belahan dagumu”. Anehnya yang banyak melakukannya justru cowok. Mungkin era idolanya sudah bergeser dari Iis Sugianto ke Dicky Chandra. Caranya, dengan menggosok-gosokkan pinggiran uang koin seratus rupiah (yang depannya rumah gadang, belakangnya gunungan wayang) ke lantai tegel atau tembok semen sampai terasa panas, lalu segera ditempelkan ke dagu. Tahanlah beberapa saat meskipun perih. Dan koreng luka bekas slomotannya pun akan menimbulkan efek belah. Lambang kejantanan! Pepatah “beauty is pain” saya rasa benar adanya.

      Reply

Leave a Reply to Budi Warsito Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *